Senin, 26 Oktober 2015

Cara Membuka Wawancara yang baik dan benar

MEMBUKA WAWANCARA
Pembukaan menetapkan nada dan suasana wawancara dan memengaruhi kemauan dan kemampuan untuk melampaui interaksi tingkat 1 (satu) dalam pembukaan. Hal ini mungkin menentukan apakah wawancara berlanjut atau berakhir sebelum waktunya. Nada mungkin dapat terdengar serius atau ringan, optimis atau pesimis, professional atau nonprofessional, formal maupun nonformal, mengancam atau tidak mengancam, santai atau tegang. Sebuah pembukaan yang buruk dapat menyebabkan iklim defensif dengan tanggapan yang dangkal, tidak jelas,dan tidak akurat. Jika tidak puas dengan pembukaan, pihak lain mungkin mengatakan tidak, berjalan kaki, menutup pintu, atau menutup telepon. Fungsi utama dari pembukaan adalah untuk memotivasi kedua belah pihak agar berpartisipasi secara sukarela untuk berkomunikasi secara bebas dan akurat. Motivasi adalah produk bersama dari pewawancara dan yang di wawancarai, sehingga setiap pembukaann harus seperti dialog, bukan monolog.

Proses Dua Langkah.
            Pembukaan adalah proses dua langkah membangun hubungan dan orientasi pihak lain yang mendorong partisipasi aktif dan kemauan untuk melanjutkan ke dalam tubuh wawancara.
1)    Membangun Hubungan Kesesuaian
Kesesuaian adalah proses membangun dan mempertahankan hubungan antara pewawancara dan responden dengan menciptakan perasaan baik dan kepercayaan. Anda mungkin dengan pengenalan diri (“saya Freddy dari Psikologi” ) atau ucapan salam singkat dan positif (“selamat pagi, Jim”) diikuti dengan tindakan nonverbal yang sesuai seperti jabat tangan, kontak mata, tersenyum, mengangguk, dan sikap menyenangkan, bersuara ramah. Kesesuaian hubungan merupakan langkah yang diikuti kebutuhan pribadi atau percakapan ringan tentang cuaca, kesamaan hobi, keluaraga, olahraga, atau berita kejadian terhangat. Pertimbangkan bumbu pertanyaan pribadi dan perbincangan kecil dengan selera humor berbeda. Jangan memperpanjang tahap hubungan: ketika tahu kapan saatnya untuk berhenti bicara dan cukup.
Perbedaan wilayah geografis,tradisi organisasi atau kebijakan, budaya, perbedaan status, hubungan, formalitas kesempatan tersebut, jenis wawancara, dan situasi dapat menentukan teknik verbal dan nonverbal membangun hubungan di setiap wawancara. Jangan beranggapan sebagai orang asing, atasan atau orang-orang berstatus tinggi kecuali diminta untuk melakukannya. Batasi humor atau berbicara terlalu pelan ketika ada di sebuah pesta atau situasi yang sangat formal atau serius. Bicara manis secara berlebihan seperti ucapan selamat, pujian dan ekspresi dari kekaguman dapat mematikan pihak wawancara, bersikaplah tulus.
2)    Orientasi Kepada Pihak Lain
Orientasi merupakan langkah penting kedua dalam pembukaan. Anda dapat menjelaskan tujuan, panjang waktu, sifat wawancara, bagaimana informasi akan digunakan, dan mengapa serta bagaimana anda memilih pihak tersebut untuk wawancara. Pelajari  setiap situasi dengan hati-hati pada tingkatan dan sifat orientasi. Jangan berasumsi bahwa anda dan pihak lain memiliki banyak kesamaan (jenis kelamin, usia, penampilan, bahasa, latar belakang pendidikan, atau budaya) yang merupakan sebuah cara yang penting untuk keberhasilan wawancara. Berhati-hatilah dengan terlalu banyak atau terlalu sedikit berasumsi tentang pihak lain.
Kesesuaian hubungan dan orientasi sering bercampur dan mengurangi ketidakpastian relasional. Pada akhir pembukaan, kedua belah pihak harus menyadari pentingnya kesamaan, keinginan masing-masing untuk ambil bagian dalam wawancara. Derajat kehangatan, keramahan, bagaimana pembagian kontrol, dan tingkat kepercayaan. Sebuah pembukaan yang miskin akan kreasi dapat menyesatkan dan menciptakan masalah selama wawancara.
Langkah-langkah hubungan dan orientasi pembukaan diilustrasikan sebagai berikut :
·         Pewawancara : Hai Jane, saya lihat anda sudah siap untuk  pergi                                        ke kelas.
·         Responden    : Ya, ini merupakan hari tersibuk saya.
·         Pewawancara : Bagaimana pelajaran kamu satu semester ini ?
·         Responden    : Bagus, tetapi saya punya 18 jam lagi untuk mengikuti pelajaran yang cukup sulit.
·         Pewawancara : wah itu banyak. Saya ingin berbicara kepada                 amu tentang kemungkinan pindah dari astara ke apartemen bersama Sara dan saya di semester depan. Kami punya penawaran menarik dan akan sangat menyenangkan jika kita bertiga tinggal bersama.
·         Responden  : Saya juga sedang berpikir untuk pindah ke sebuah apartemen tahin depan, tetapi waktu saya sekarang sedikit. Dapatkah kita bicara dengan cepat dan singkat ?
·         Pewawancara : Tentu. Saya akan bertanya cepat tentang apa yang kamu cari dalam sebuah apartemen.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar