Gangguan Kecemasan
1. PENGERTIAN KECEMASAN
Banyak pengertian kecemasan yang dikemukakan oleh
berbagai ahli kesehatan antara lain : Kecemasan dapat didefininisikan
suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau
takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak
diketahuiatau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).Sedangkan Suliswati, (2005)
mengatakan bahwa kecemasan sebagai respon emosi tanpa objek yang spesifik yang
secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan
adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab
yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak
berdaya.
2. TEORI KECEMASAN
Menurut Stuart, (2006) ada beberapa teori yang
menjelaskan mengenai kecemasan. Teori tersebut antara lain :
a. Teori psikoanalitik, kecemasan adalah konflik
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id
meewakili dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan
hati nurani seseorang dan dikendalikan norma budaya seseorang. Ego atau aku
berfungsi mengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan
fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Teori interpersonal, kecemasan timbul dari
perasaan takut terhadapketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan
juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan,
yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat.
c. Teori perilaku, kecemasan merupakan hasil dari
frustasi, yaitu segalasesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli teori perilaku lain menganggap kecemasan
sebagai suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan dari dalam diri
untuk menghindari kepedihan.
d. Teori keluarga menunjukkan bahwa gangguan
kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang
tindih antara gangguan kecemasan dan depresi.
e. Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung
reseptor khususuntuk benzodiazepin, obat- obatan yang meningkatkan
neuroregulatorinhibisi asam gama-aminobitirat (GABA), yang berperan
penting dalam biologis yang berhubungan dengan kecemasan.
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN
Menurut Suliswati, (2005) ada 2 faktor yang
mempengaruhi kecemasan yaitu :
a. Faktor predisposisi yang meliputi :
1) Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya
kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan
atau situasional.
2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak
terselesaikan dengan baik. Konflik antara id dan super ego atau antara
keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan
ketidakmampuanindividu berpikir secara realitas sehingga akan
menimbulkan kecemasan.
4) Frustasi akan menimbulkan ketidakberdayaan untuk
mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego.
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena
merupakan ancaman integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diriindividu.
6) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga
menangani kecemasan akan mempengaruhi individu dalam berespons terhadap konflik
yang dialami karena mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan
mempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap konflik dan
mengatasikecemasannya.
8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan
adalahpengobatan yang mengandung benzodiazepin, karena benzodiapine dapat
menekan neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol
aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
b. Faktor presipitasi meliputi :
1) Ancaman terhadap integritas fisik, ketegangan
yang mengancamintegritas fisik meliputi :
a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme
fisiologi system imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal.
b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap
infeksi virus danbakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan
nutrisi,tidak adekuatnya tempat tinggal.
2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber
internal daneksternal.
a) Sumber internal, meliputi kesulitan dalam
berhubungan interpersonal di rumah dan di tempat kerja, penyesuaian terhadap
peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisikjuga dapat mengancam
harga diri.
b) Sumber eksternal, meliputi kehilangan orang yang
dicintai,perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok,sosial
budaya.
4. RENTANG RESPON KECEMASAN
Menurut Stuart dan
Sundeen (1998) respon terhadap kecemasan ada 4 aspek yaitu:
a. Respon fisiologis
1) Kardiovaskuler, meliputi: palpitasi, jantung
berdebar, tekanandarah meningkat, rasa mau pingsan, pingsan, tekanan
darahmenurun, denyut nadi menurun.
2) Pernafasan, meliputi: nafas sangat pendek, nafas
sangat cepat,tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan padatenggorokan,
sensasi tercekik, terengah-engah.
3) Neuromuskuler, meliputi: refleks meningkat,
reaksi kejutan,mata berkedip-kedip, insomnia, tremor frigiditas, wajah
tegang,kelemahan umum kaki goyah, gerakan yang janggal.
4) Gastrointestinal, meliputi: kehilangan nafsu
makan, menolak makanan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, rasa terbakarpada
jantung, diare.
5) Traktus urinarius, meliputi: tidak dapat menahan
kencing,sering berkemih.
6) Kulit, meliputi: wajah kemerahan sampai telapak
tangan, gatal,rasa panas, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.
b. Respon perilaku
Respon perilaku yang sering terjadi yaitu:
gelisah,ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang
kordinasi,cenderung mendapat cidera, menarik dari masalah,
menhindar,hiperventilasi.
c. Respon kognitif
Perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa,
salah dalammemberikan penilaian, preokupsi, hambatan berfikir bidangpersepsi
menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun,bingung, sangat waspada,
kesadaran diri meningkat, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambar visual,takut pada cedera dan kematian.
d. Respon afektif
Mudah tersinggung, tidak sabar, gelisah, tegang,
nervus,katakutan, alarm, terror, gugup, gelisah.
Suliswati (2005) membagi kecemasan menjadi 4
tingkatan yaitu :
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan
akanperistiwa kehidupan sehari- hari. Pada tingkat ini lahan persepsimelebar dan
individu akan berhati-hati dan waspada. Individuterdorong untuk belajar yang
akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
1) Respon Fisiologis
Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar.
2) Respon Kognitif
Lapang persegi meluas, mampu menerima
rangsangankompleks, konsentrasi pada masalah dan menyelesaikan masalah secara
efektif.
3) Respon perilaku
Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan
dan suara kadang-kadang meninggi.
b. Kecemasan sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan
menurun,si individu lebih memfokuskan pada hal penting saat itu
dan mengesampingkan hal lain.
1) Respon Fisiologis
Sering nafas pendek, nadi ekstra sistolik dan
tekanan darah naik,mulut kering, anoreksia, diare atau konstipasi, gelisah.
2) Respon Kognitif
Lapang persepsi menyempit, rangsang luar tidak
mampuditerima, dan berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.
3) Respon Perilaku
Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan),
berbicarabanyak dan lebih cepat, dan perasaan tidak nyaman.
c. Kecemasan Berat
Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit.
Individucenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan
banyak pengarahan/tuntuan.
1) Respon Fisiologis
Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah
naik,berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur.
2) Respon Kognitif
Lapang persepsi sangat menyempit dan tidak
mampumenyelesaikan masalah.
3) Respon Prilaku
Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat dan
blocking.
d. Panik
Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga
individusudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukanapa-apa
walaupun sudah diberi pengarahan/tuntunan.
1) Respon Fisiologis
Nafas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat,
hipotensi,pucat sakit dada dan rendahnya koordanasi motorik.
2) Respon Kognitif
Lapang persepsi terhadap lingkungan mengalami
distorsi,tidak dapat berfikir logis, dan ketidakmampuan mengalami distorsi.
3) Respon Prilaku
Agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan,
berteriak-teriak,bocking, presepsi kacau, kecemasan yang timbul
dapat di identifikasi melalui respon yang dapat berupa respon fisik,emosional dan kognitif atau intelektual.
5. GEJALA-GEJALA KECEMASAN
Kecemasan pada usia lanjut merupakan perasaan yang
tidak menyenangkan yang dialami oleh usia lanjut atau berupa ketakutan yangtidak
jelas dan hebat. Hal ini terjadi sebagai reaksi terhadap sesuatu yang dialami
oleh seseorang (Nugroho, 2008). Gejala-gejalanya adalah:
a. Perubahan tingkah laku
b. Bicara cepat
c. Meremas-remas tangan
d. Berulang-ulang bertanya
e. Tidak mampu berkonsentrasi atau tidak memahami
penjelasan
f. Tidak mampu menyimpan informasi yang diberikan
g. Gelisah
h. Keluhan badan
i. Kedinginan dan telapak tangan lembab
6.PROSES ADAPTASI KECEMASAN
a. Mekanisme koping
1) Strategi pemecahan masalah.
Strategi pemecahan masalah bertujuan untuk mengatasi
atau menanggulangi masalah atau ancaman yang ada dengan kemampuan realistis.
Strategi pemecahan masalah ini secara ringkas dapat digunakan dengan metode STOP
yaitu Source, Trialand Error, Others, serta Pray and Patient. Source berarti
mencaridan mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah. Trial anderror
mencoba berbagi rencana pemecahan masalah yang disusun.Bila satu tidak berhasil
maka mencoba lagi dengan metode yanglain. Begitu selanjutnya, others berarti meminta bantuan orang lainbila diri sendiri tidak mampu. Sedangkan pray and
patient yaitu berdoa kepada Tuhan. Hal yang perlu dihindari adalah adanya
rasa keputusasaan yang terhadap kegagalan yang dialami (Suliswati,2005).
2) Task oriented (berorentasi pada tugas)
a. Dipikirkan untuk memecahkan masalah, konflik,
memenuhi kebutuhan dengan motivasi yang tinggi.
b. Realistis memenuhi tuntunan situasi stress.
c. Disadari dan berorentasi pada tindakan.
d. Berupa reaksi melawan (mengatasi rintangan
untukmemuaskan kebutuhan), menarik diri (menghindari sumber ancaman fisik atau
psikologis), kompromi (mengubah cara,tujuan untuk memuaskan kebutuhan)
(Suliswati, 2005).
3) Ego oriented
Dalam teori ini, ego oriented berguna untuk
melindungi diri dengan perasaan yang tidak kuat seperti inadequacy
dan perasaan buruk berupa penggunaan mekanisme pertahanan diri (defens mechanism). Jenis mekanisme pertahanan diri yaitu(Suliswati, 2005):
a) Denial
Menghindar atau menolak untuk melihat kenyataan
yang tidak diinginkan dengan cara mengabaikan dan menolak kenyataan tersebut.
b) Proyeksi
Menyalakan orang lain mengenai
ketidakmampuan pribadinya atas kesalahan yang diperbuatnya. Mekanisme
ini diguakan untuk mengindari celaan atau hukuman yang mungkin akan ditimpakan
pada dirinya.
c) Represi
Menekan kedalam tidak sadar dan sengaja
melupakan terhadap pikiran, perasaan, dan pengalaman yang menyakitkan.
d) Regresi
Kemunduran dalam hal tingkah laku yang dilakukan individu
dalam menghadapi stress.
e) Rasionalisasi
Berusahah memberikan alasan yang
masuk akal terhadap perbuatan yang dilakukanya.
f) Fantasi
Keinginan yang tidak tercapai dipuaskan
dengan imajinasi yang diciptakan sendiri dan merupakan situasi yang berkhayal.
g) Displacement
Memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan
diriatau objek ke orang atau objek lain yang biasannya lebihkurang berbahaya
dari pada semula.
h) Undoing
Tindakan atau komunikasi tertentu yang
bertujuan menghapuskan atau meniadakan tindakan sebelumnya.
i) Kompensasi
Menutupi kekurangan dengan meningkatkan
kelebihan yang ada pada dirinya (Suliswati, 2005).
7. CARA PENGUKURAN KECEMASAN
Alat ukur tingkat kecemasan telah dikembangkan oleh
beberapapeneliti sebelumnya diantaranya adalah kecemasan berdasarkan
HARS,Demikian halnya dengan penelitian ini, karena kecemasan berdasarkanHARS
telah terbukti dan banyak digunakan sebagai referensi
untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kecemasan maka dalam penelitian
ini untuk mengukur kecemasan ibu terhadap sindrom klimakterium juga menggunakan
standar HARS yang berisi tentangperasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan
tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatic, Gejala
kardiovaskuler, gejalaresperatori, gejala gastrointestinal, gejala urogenital,
gejala autonom,tingkah laku (Nursalam, 2008).Gejala kecemasan berdasarkan HARS
diukur berdasarkan skala yang bergerak 0 hingga 4. Skor 0 berarti tidak ada
gejala atau keluhan,skor 1 berarti ringan (1 gejala dari pilihan yang ada), sokr
2 berarti sedang (separuh dari gejala yang ada), skor berat (lebih dari separuh
yang ada) dan skor 4 berarti Sangat Berat (semua gejala ada).
A Casino site with top odds.
BalasHapusA casino site with top odds. Casino for real money. Online casinos. Slots, Blackjack, Roulette, Baccarat, 카지노사이트luckclub Poker, Video Poker and more!